ABS
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Dewasa ini seringkali kita mendengar kabar mengenai
kecalakaan lalulintas, khususnya yang terjadi pada bus umum. Beberapa faktor
ditengarai menjadi penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Mulai dari human
error seperti mengantuk, kurangnya kewaspadaan, ketidaktertiban dan melaju
melebihi batas kewenangan kecepatan. Penyebab lainnya yang tak kalah kuat yang
berperan besar dalam terjadinya kecelakaan adalah faktor teknis, misalnya rem
blong, mesin yang tak terawat, beberapa alat tertentu yang tak berfungsi
optimal hingga kurangnya peremajaan armada.
Merupakan singkatan dari Antilock Breaking System, merupakan sebuah sistem keamanan yang
memungkinkan roda pada kendaraan bermotor untuk terus berinteraksi dengan
permukaan jalan seperti yang diarahkan oleh kemudi saat terjadinya pengereman,
dengan menggunakan tekanan rem yang terjadi secara otomatis saat akan berhenti
sehingga mencegah penguncian roda atau selip. Dengan mencegah roda mengunci,
memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol kemudi dan meningkatkan
jarak pengereman sependek mungkin.
Awalnya sistem ABS hanya digunakan pada mobil-mobil
modern, tetapi kini telah dikembangkan untuk digunakan pada truk dan bus-bus
buatan Eropa. saat ini sistem ABS tidak hanya berfungsi untuk mencegah
terkuncinya roda saat pengereman, tetapi juga mempu mengontrol bias rem depan
ke belakang secara elektronik. Fungsi ini, tergantung pada kemampuan spesifik
dan implementasi, dikenal sebagai Electronic
Brakeforce Distribution (EBD), Traction Control System (sistem kontrol
traksi), emergency brake assist,
atau Electronic Stability Control
(ESC)
Sebuah ABS umum meliputi unit kontrol pusat elektronik
atau Electronic Control Unit (ECU), sensor kecepatan 4 roda, dan setidaknya dua
katup rem hidrolik. ECU terus memonitor kecepatan rotasi dari setiap roda, jika
mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih lambat dari yang lain,
maka ECU akan mengurangi tekanan hidrolik pada rem roda tersebut sehingga
mengurangi gaya pengereman pada roda tsb sehingga roda berputar lebih cepat.
Sebaliknya, jika ECU mendeteksi roda berputar secara signifikan lebih cepat
daripada yang lain, maka ECU akan menambah tekanan hidrolik pada rem roda tsb
sehingga mengurangi putaran roda dan kecepatan pada roda tsb. Proses ini
diulang terus-menerus dan dapat dideteksi oleh pengemudi melalui denyut pedal
rem (biasanya ditandai dengan bunyi "klik"). Beberapa sistem ABS
dapat menerapkan atau melepaskan tekanan pengereman 16 kali per detik.
Jika kesalahan terjadi pada setiap bagian dari ABS, lampu
peringatan biasanya akan menyala pada panel instrumen kendaraan, dan ABS akan
dinonaktifkan sampai kesalahan diperbaiki.
Peralatan ABS juga dapat digunakan untuk
mengimplementasikan sistem kontrol traksi atau Traction Control System (TCS)
pada percepatan kendaraan. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, dan ban
kehilangan traksi, controller ABS dapat mendeteksi situasi dan mengambil
tindakan yang sesuai sehingga traksi
kembali. Versi yang lebih canggih ini juga dapat mengontrol tingkat
throttle dan rem secara bersamaan.
Ada empat komponen
utama pada ABS: sensor kecepatan, katup, pompa, dan kontroler.
Sensor
Kecepatan
Sistem ABS memiliki
beberapa cara untuk mengetahui ketika roda akan terkunci atau selip. Sensor
terletak pada masing-masing roda kendaraan
Katup
Ada sebuah katup di
jalur rem dari masing-masing rem yang dikendalikan oleh ABS. Pada beberapa
sistem, katup memiliki tiga posisi, yaitu:
- Dalam posisi satu, katup terbuka. tekanan
dari Silinder utama dilewatkan sampai ke rem
- Dalam posisi dua, katup menutup jalur dari jalur
silinder utama. Hal ini untuk mencegah tekanan pada jalur rem meningkat
sehingga pengemudi harus menekan pedal rem lebih keras.
- Dalam posisi tiga, katup membuka beberapa
tekanan dari rem.
Pompa
Karena katup mampu melepaskan tekanan dari rem,
Pompadigunakan untuk menekan itu kembali. itulah fungsi pompa pada sistem ini.
Ketika katup mengurangi tekanan dalam sebuah jalur pengereman, Pompa inilah
yang berfungsi untuk mengembalikan tekanan.
Kontroler
Kontroler atau ECU
berfungsi menerima informasi dari masing-masing sensor kecepatan roda.
Saat roda kehilangan traksi, sinyal akan dikirim ke ECU, ECU kemudian akan
membatasi Brakeforce (EBD) dan mengaktifkan modulator ABS
ABS menggunakan skema yang berbeda tergantung pada jenis
rem yang digunakan. Mereka dapat dibedakan oleh jumlah saluran: yaitu, berapa
banyak katup yang dikendalikan secara individual dan jumlah sensor kecepatan
Empat-saluran,
empat sensor ABS
Ini adalah skema terbaik. Ada sebuah sensor kecepatan di
keempat roda dan katup yang terpisah untuk masing-masing roda. Dengan skema
ini, ECU memonitor setiap roda secara individual untuk memastikan itu mencapai
kekuatan pengereman yang maksimal.
Tiga-saluran,
empat sensor ABS
Ada sebuah sensor kecepatan di keempat roda dan katup
yang terpisah untuk masing-masing roda depan, tetapi hanya satu katup untuk
kedua roda belakang.
Tiga-saluran,
tiga-sensor ABS
Skema, biasanya ditemukan pada truk dengan empat roda
ABS, memiliki kecepatan sensor dan sebuah katup untuk masing-masing roda depan,
dengan satu katup dan satu sensor untuk kedua roda belakang. Sensor kecepatan
untuk roda belakang terletak di poros belakang. Sistem ini menyediakan kendali
individu roda depan, sehingga keduanya mencapai gaya pengereman maksimum. Roda
belakang dipantau bersama-sama. keduanya harus mulai mengunci sebelum ABS akan
mengaktifkan di bagian belakang. Dengan sistem ini, memungkinkan salah satu
roda belakang akan mengunci selama berhenti, mengurangi efektivitas rem. Sistem
ini mudah untuk mengidentifikasi, karena tidak ada sensor kecepatan individu
untuk roda belakang.
Satu-saluran,
satu-sensor ABS
Sistem ini umumnya ditemukan pada truk dengan roda
belakang ABS. Ini memiliki satu katup, yang mengendalikan kedua roda belakang,
dan satu sensor kecepatan, yang terletak di poros belakang. Sistem ini
beroperasi sama seperti bagian belakang sistem tiga-saluran. Roda belakang
dipantau bersama-sama dan keduanya harus mulai untuk mengunci sebelum ABS
menyala. Dalam sistem ini juga memungkinkan satu roda belakang akan mengunci
dan mengurangi efektivitas rem. Sistem ini juga mudah untuk mengidentifikasi,
karena tidak ada sensor kecepatan individu untuk setiap roda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar