Derby Della Capitale
Jika kita mendengar atau membaca tulisan diatas, sontak pikiran kita langsung tertuju pada satu kota besar yang juga merupakan ibukota dari sebuah negara besar, yaitu Italia. Ya, Negara yang selalu menghadirkan sepak bola indah, sarat gengsi, tensi dan persaingan. Kembali ke ulasan mengenai judul di atas, Derby Della Capitale. Sebuah pertandingan yang bahkan jauh sebelum diselenggarakan pertandingan tersebut telah terasa tensinya. Sebuah pertandingan yang keras, yang atmosfernya tak hanya ada di dalam lapangan, tapi jauh merembet ke luar. Sebuah pertandingan yang kerap menjadikan nyawa sebagai tumbal. Sebuah pertandingan yang selalu mengundang berbagai komentar dari para ahli. Sebuah pertandingan antar tim sekota terakbar dan terpanas di ranah negara yang 4 kali mengangkat trofi piala dunia itu. Derby Della Capitale.
Derby della Capitale yang juga dikenal dengan sebutan il Derby Capitolino, Derby del Cupolone, atau The Rome Derby
dalam bahasa Inggris, adalah pertemuan antara tim sepak bola yang
berbasis di ibu kota Italia, Roma. SS Lazio dan AS Roma adalah kedua tim
yang dimaksud. Pertandingan ini telah dinilai sebagai derby paling sengit di Italia dibandingkan derby lokal lainnya seperti Derby della Madonnina (Milan) dan Derby della Mole
(Turin), dan telah menjadi salah satu derby ibu kota terbesar dan
terpanas di Eropa. Hal ini secara historis telah ditandai dengan
kehadiran massa yang besar di stadion, panasnya persaingan, dan tentu
saja kekerasan seperti aksi rasis saat pertandingan yang terjadi
akhir-akhir ini. Dua insiden ekstrim telah meninggalkan jejak
buruk pada sejarah derby ini. Pada tahun 1979, seorang pendukung Lazio,
Vincenzo Paparelli dipukul di bagian mata dan terbunuh oleh mercon yang
ditembakkan oleh seorang pendukung Roma dari ujung stadion. Ia menjadi
korban tewas pertama akibat kekerasan di sepak bola Italia. Pada tahun
2004 sebuah peristiwa yang tak terduga terjadi ketika pendukung ultras
Roma memaksa permainan untuk ditunda setelah tersebar desas-desus palsu
bahwa seorang anak telah dibunuh oleh polisi sebelum awal permainan.Dalam derby pada bulan Desember 2009 musim lalu, wasit juga terpaksa harus menghentikan pertandingan selama sekitar tujuh menit pada saat pertandingan masih berjalan 13 menit di babak pertama. Pemicunya adalah kembang api yang dilemparkan penonton ke dalam lapangan.
RIVALITAS YANG SUDAH MENJADI KEBUDAYAAN
Penduduk Roma sepertinya ingin mengatakan kepada dunia bahwa Derby della Capitale
lebih dari sekedar permainan. Klub AS Roma didirikan sebagai hasil
penggabungan dari tiga tim, Roman, Alba-Audace dan Fortitudo, yang
merupakan perintah dari rezim fasis yang berkuasa dan diprakarsai oleh
Italo Foschi. Hal itu disengaja oleh diktator fasis Benito Mussolini
untuk membuat sebuah klub asal Roma yang kuat untuk menantang dominasi
klub utara. Namun berkat pengaruh salah satu Jendral Fasis, Giorgio
Vaccaro, Lazio memberanikan diri menjadi satu-satunya tim utama dari
Roma yang menolak merger tersebut, yang kemudian membuat awal dari rivalitas
persaingan dengan AS Roma dari tahun ke tahun.
Pertandingan
pertama antara kedua tim diselenggarakan pada tanggal 8 Desember 1929
dan Roma berhasil keluar sebagai juaranya dan persaingan dengan cepat
tumbuh di antara kedua tim. Sebenarnya penggemar kedua tim memiliki
kesamaan yang dasar yaitu sangat membenci arogansi tim utama Italia
bagian utara. Namun karena fakta bahwa Lazio dan Roma tidak banyak
memenangkan piala dibandingkan dengan raksasa dari utara, maka derby ini
seperti menjadi pelampiasan bagi mereka untuk membuktikan siapa yang
paling dominan di ibukota. Ketidakmampuan mereka untuk dominan di Italia
dialihkan untuk menguasai Roma. Pandangan kedua pendukung yang
sempit semakin memperpanas persaingan. Mereka menganggap pertandingan
ini sebagai pertempuran antara dua klub untuk memperjuangkan hak untuk
mewakili kota-kota di seluruh negara.
Selain itu, penyebab lainnya
adalah mengenai asal usul kedua tim. Lazio yang didirikan di distrik
Prati pada awalnya berlatih dan bermain di lapangan Rondinella.
Sedangkan Roma mulai bermain di Motovelodromo Appio dan kemudian ketika
stadion baru mereka selesai dibangun, mereka pindah ke sekitar
Testaccio. Hal ini membuat pernyataan ironis, yang dikenal sebagai Sfottò,
yang berbicara pada asal usul pendukung kedua tim. Laziale dianggap
sebagai orang luar karena mereka diduga berasal dari luar kota Roma.
Namun mereka menjawabnya dengan menyatakan bahwa Lazio masuk ke Roma
pada tahun 1900, lebih cepat dari AS Roma yang baru didirikan pada tahun
1927.
Derby Roma juga telah menjadi tempat aksi yang berkaitan
dengan politik, sosial dan ekonomi dari beberapa basis pendukung.
Kelompok ultras Lazio sering menggunakan swastika dan simbol fasis di
spanduk mereka dan mereka telah memperlihatkan perilaku rasis dalam
beberapa kesempatan selama pertandingan. Terutama pada derby musim
1998-99 ketika Laziale membentangkan sebuah spanduk berukuran 50 meter
bertuliskan, "Auschwitz is your town, the ovens are your houses". Pemain berkulit hitam dari Roma adalah sasaran dari perilaku rasis dan ofensif tersebut.
Sebuah banner kelompok ultras Lazio juga pernah memajang tulisan "Team of blacks followed by Jews" untuk membalas kelompok ultras Roma yang sebelumnya mengejek dengan tulisan "Team of sheep followed by shepherds". Pada tahun 2000 pendukung Lazio menunjukkan dukungan mereka untuk kelompok nasionalis Serbia dan penjahat perang Arkan.
Secara
resmi, pihak klub telah menjauhkan diri dari pendukung-pendukung
semacam ini, yang membentuk kelompok-kelompok minoritas bergaris keras,
dan berjuang untuk memerangi tindakan-tindakan mereka yang merugikan. Sebuah pertandingan Derby selalu mencatat rekor-rekor tersendiri bagi kedua tim yang bertanding. The Derby della Capitale adalah salah satu pertandingan derby yang paling menarik di Italia bahkan juga menjadi yang terbesar di Eropa. Terlepas
dari hal-hal negatif yang sering mewarnai pertemuan Lazio dan Roma
akhir-akhir ini, terdapat beberapa statistik yang menggambarkan betapa
serunya persaingan di antara kedua tim Ibu Kota Italia ini.
DATA DAN FAKTA
- Derby pertama dimainkan pada tanggal 8 Desember 1929, dan berakhir 1-0 untuk kemenangan Roma dengan gol yang dicetak oleh Rodolfo Volk.
- Lazio memenangkan derby pertamanya pada tanggal 23 Oktober tahun 1932 dengan skor 2-1. Gol yang dicetak oleh Demaria (Lazio), Volk (Roma) dan Castelli (Lazio).
- Pada tanggal 29 November 1953 untuk pertama kalinya derby Roma berlangsung di Stadion Olimpico. Pertandingan berakhir dengan hasil imbang 1-1 oleh gol yang dicetak Carlo Galli (Roma) dan Paquale Vivolo (Lazio).
- Hasil terbaik bagi Roma dalam derby adalah kemenangan 5-0 di musim 1933-34.
- Hasil terbaik bagi Lazio dalam derby adalah kemenangan 3-0 di musim 2006-07.
- Lazio memegang rekor kemenangan paling meyakinkan dalam satu musim, yaitu memenangkan empat derby selama musim 1997-98, dua pertandingan di liga (3-1 dan 2-0) dan dua pertandingan di perempat final Coppa Italia ( 4-1 dan 2-1).
FAKTA PEMAIN
- Francesco Totti adalah pemain yang paling banyak tampil di derby Roma.
- Pemain Lazio yang paling banyak tampil di derby Roma adalah Aldo Pulcinelli dan Giuseppe Wilson, dengan 19 penampilan.
- Dino Da Costa dan Marco Delvecchio adalah pemain yang mencetak paling banyak gol dalam derby Roma yaitu 9 gol.
- Pencetak gol terbanyak untuk Lazio adalah Silvio Piola dengan 6 gol.
- Vincenzo Montella memegang rekor pencetak gol terbanyak dalam satu pertandingan derby. Pada tanggal 11 Maret 2002 ia mencetak 4 gol dalam kemenangan Roma 5-1 atas Lazio.
- Arne Selmosson adalah pemain yang pernah mencetak gol di derby baik untuk Lazio dan juga Roma.
- Hanya ada beberapa pemain pernah bermain untuk kedua tim, Lazio dan Roma yaitu Fulvio Bernardini, Luigi Di Biagio, Attilio Ferraris IV, Diego Fuser, Lionello Manfredonia, Siniša Mihajlović, Angelo Peruzzi, Arne Selmosson, Sebastiano Siviglia dan Roberto Muzzi.
Grande La Magica
La Roma Non Si Discute Si Ama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar