KONFLIK ORGANISASI
Konflik Antar Personal
Konflik Antar Personal
Ada banyak definisi organisasi, ada banyak pula sumber referensi yang menjelaskan dengan gamblang apa itu organisani. Salah satu definisi dari organisasi, yaitu suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab (Schein). Karakterisitik organisasi menurut Schein meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya. Organisasi merupakan sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Demikian ulasan singkat tentang organisasi, lalu bagaimana dengan konflik organisasi?
Setiap kelompok dalam satu
organisasi, dimana didalamnya terjadi interaksi antara satu dengan
lainnya, memiliki kecenderungan
timbulnya suatu konflik. Dalam institusi layanan perbankan terjadi kelompok
interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan nasabah, staf
dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan anggota internal, maupun dengan lainnya yang
mana situasi tersebut seringkali dapat memicu terjadinya konflik. Konflik sangat
erat kaitannya dengan perasaan manusia, termasuk perasaan diabaikan,
disepelekan, tidak dihargai,
ditinggalkan, dan juga perasaan jengkel karena kelebihan beban kerja.
Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan. Keadaan tersebut akan mempengaruhi
seseorang dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung, dan dapat menurunkan
produktivitas kerja organisasi secara tidak langsung dengan melakukan banyak
kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Dalam suatu organisasi, kecenderungan terjadinya konflik, dapat disebabkan oleh suatu perubahan secara tiba-tiba, antara lain: kemajuan
teknologi baru, persaingan ketat, perbedaan kebudayaan dan sistem nilai, serta
berbagai macam kepribadian individu.
Teori
Ada beberapa penjelasan yang mendefinisikan tentang apa itu konflik. Konflik adalah situasi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara
pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi. Konflik dapat dipertegas dengan sikap
saling mempertahankan diri
sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan
pandangan berbeda, dalam upaya mencapai
satu tujuan sehingga mereka berada
dalam posisi oposisi, bukan kerjasama. Dalam berorganisasi secara kita sadari maupun tidak, seringkali terjadi
kesalahpahaman. Hal itu bisa berawal dari sikap egoisme para anggota
dari organisasi tertentu yang terkadang bertentangan dengan pendapat
anggota yang lain. Konflik dapat merugikan suatu organisasi apabila
tidak ada tindaklanjut untuk penyelesaiannya. Banyaknya perbedaan
mengenai pola pikir tiap-tiap orang adalah salah satu kendala
besar dalam penyelesaian sebuah konflik, yang mana dalam
penanggulangannya dibutuhkan jiwa besar yang senantiasa ikhlas menerima
pendapat orang lain. Dalam interaksi dan interelasi sosial antar
individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah.
Beberapa faktor penyebab terjadinya suatu konflik diantaranya:
A. Faktor Manusia
1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.
B. Faktor Organisasi
-
Persaingan dalam menggunakan sumberdaya.
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi. - Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan. - Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya. -
Perbedaan nilai dan persepsi.
Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana. - Kekaburan yurisdiksional.
Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih. - Masalah “status”.
Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi. -
Hambatan komunikasi.
Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen.
Konflik selain berakibat negatif bagi
kelangsungan suatu organisasi, dapat juga memberikan dampak positif.
Semua dampak dari konflik dalam organisasi adalah tergantung dari
bagaimana kita mengelola suatu konflik sehingga tidak hanya terlihat
dari sisi negatifnya, namun lebih dari itu perbedaan yang terjadi akan
lebih bermanfaat bagi suatu organisasi apabila dapat kita gunakan
sebagai wadah untuk saling mengisi.
Beberapa akibat negatif dan positif dari suatu organisasi yaitu:
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi, menimbulkan
kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi,
dan apatisme.
Akibat Positif dari konflik:
• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur,
Akibat Positif dari konflik:
• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan prosedur,
mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Pembahasan
Pada
kesempatan kali ini akan saya tekankan pada konflik antar perorangan.
Konflik antar perorangan adalah konflik yang seringkali terjadi antara
satu anggota dengan anggota lainnya. Perbadaan pendapat dan perbedaaan
pola berpikir masing-masing orang merupakan hal yang paling sering
memicu konflik antar perorangan dalam suatu organisasi. Seperti
penjelasan saya diatas pada bab teori mengenai dampak dari konflik,
konflik dapat sangat bermanfaat apabila ada kesatuan dalam organisasi.
Berkembangnya organisasi tergantung pada kekompakan para anggotanya dan
kemampuan para anggota untuk menyatukan berbagai aspirasi dan masukan,
sehingga pada akhirnya tercipta suasana hangat dan saling menghargai.
Hal tersebut setidaknya dapat meminimalisir terjadinya konflik dalam
kelompok.
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1. Disiplin.
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
Mempertahankan disiplin dapat digunakan untuk mengelola dan mencegah konflik. Manajer perawat harus mengetahui dan memahami peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika belum jelas, mereka harus mencari bantuan untuk memahaminya.
2. Pertimbangan
Pengalaman dalam Tahapan Kehidupan.
Konflik dapat dikelola dengan mendukung
perawat untuk mencapai tujuan sesuai dengan
pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat
dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat
senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
pengalaman dan tahapan hidupnya. Misalnya; Perawat junior yang berprestasi dapat
dipromosikan untuk mengikuti pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, sedangkan bagi perawat
senior yang berprestasi dapat dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.
3. Komunikasi.
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif. Suatu upaya yang dapat dilakukan manajer untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara hidup.
4. Mendengarkan
secara aktif.
Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
Mendengarkan secara aktif merupakan hal penting untuk mengelola konflik. Untuk memastikan bahwa penerimaan para manajer perawat telah memiliki pemahaman yang benar, mereka dapat merumuskan kembali permasalahan para pegawai sebagai tanda bahwa mereka telah mendengarkan.
Apabila
beberapa point diatas dapat terpenuhi, maka akan tercipta suasana
harmonis dalam organisasi, sehingga berbagai permasalahan dapat diatasi
barsama tanpa ada pihak-pihak yang merasa tersinggung.
Beberapa hal yang dapat dilakukan utuk meminimalisir adanya konflik, yaitu :
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah
yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya
tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam
konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil
waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi
pemecahan masalah, khususnya apabila isu
tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama
dengan memberi kesempatan pada mereka
untuk membuat keputusan. Perawat yang
menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan
menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki
lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau
ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin
bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk
alasan-alasan keamanan.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu
yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat
menguntungkan semua pihak.
Memecahkan Masalah atau
Kolaborasi
-
Pemecahan sama-sama menang
dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.
-
Perlu adanya satu komitmen dari
semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Untuk mengembangkan alternatif solusi
agar dapat mencapai satu kesepakatan dalam pemecahan konflik ,diperlukkan
komitmen yang sungguh sungguh . Ada beberapa stragtegi yang dapat digunakan,
antara lain ; akomodasi, kompetisi, kolaborasi, negosiasi, dan kompromi.
Diharapkan antar personal dapat memahami dan menggunakan keahliannya secara
khusus untuk mencegah dan mengatur konflik.
Sumber:
Ann Marriner
–Tomey ( 1996 ) . Guide To Nursing Management and
Leadership. Mosby – Year Book, Inc St Louis USA.
Swansburg, R.C. ( 1996 ) Management and Leadership for
Nurse Managers ( 2 th ed )
Jones and
Bartlett Publishers Inc, London England.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar