Pendahuluan
Kita manusia adalah makhluk sosial, yang mana segala sesuatu
yang kita lakukan tidak akan lepas dari andil atau peran serta orang lain. Kita
adalah makhluk yang saling membutuhkan satu sama lain dan tidak ada satupun
diantara kita dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan
sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok
besar maupun dalam kelompok kecil.
Olehkarenanya dalam membentuk suatu kelompok
yang terorganisir dan berjalan dengan baik dibutuhkan seorang pemimpin yang
dapat mengendalikan dan mengelola kelompok tersebut serta dapat menjadi panutan
bagi orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin adalah figur
seseorang yang berani mengmbil keputusan, kreatif, berwibawa dan yang paling
penting adalah memiliki sikap yang bijaksana dan bisa memimpin untuk mencapai
tujuan bersama. Sekarang sudah sangat sedikit orang yang mempunyai jiwa
kepemimpinan yang baik didalam organisasi maupun badan-bandan usaha, bisnis,
dan pemerintahan.
Untuk itu maka sangat penting bagi para remaja-remaja mulai
membiasakan diri untuk belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bisa
memberikan arahan yang baik didalam organisasi. Salah satunya memberikan
pendidikan atau pembelajaran tentang pentingnya kepemimpinan didalam
organisasi. Dalam praktek sehari-hari, sering disamaartikan antara pemimpin
dan kepemimpinan, padahal kedua hal tersebut berbeda. Adapun pemimpin
adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat
dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap
orang mempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan
peningkatan pengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah
dan berkembang. Singkatnya, Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Kemampuan untuk memimpin sangat penting dan mutlak harus ada pada
tiap-tiap pria, terlebih merekalah orang-orang yang akan menjadi pemimpin dalam
suatu organisasi terkecil, yaitu keluarga.
Pembahasan
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa
manajemen akan tercapai tujuannya jika
ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif
membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.
Dikehidupan sehari hari, baik di lingkungan keluarga,
organisasi, perusahaan, sekolah, kampus sampai dengan pemerintahan, seringkali
kita mendengar kata pemimpin dan kepemimpinan. Seperti pemimpin organisasi BEM
misalnya, atau kepemimpinan sang ketua OSIS disebuah sekolah. Kedua kata
tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu sam lainnya dan tidak
mungkin memisahkan keduanya. Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan
kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Kepemimpinan
adalah sifat yang memiliki kemampuan untuk menghandle orang lain dalam suatu
kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kepemimpinan juga merupakan
kekuatan semangat yang kreatif dan terarah.
Tugas
dan Peran Penting Seorang Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin
bekerja dengan orang lain
Seorang
pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin
adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang
pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan
evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk
kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin
menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi
pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya
kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
4.
Pemimpin harus berpikir
secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir
yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan
akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.
5. Manajer
adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan
organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi
seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin
adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan
melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin
harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
7. Pemimpin
membuat keputusan yang sulit
Seorang
pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Kebanyakan
orang masih mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau
ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan,
daya persuasi, dan intensitas. Dan
memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon,
Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita
harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah
mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Pada intinya jiwa
seorang pemimpin selalu berorientasi kepada bagaimana cara untuk bersikap
bijaksana dan bertanggungjawab. Kepemimpinan memiliki kata dasar
pemimpin yang berartikan seseorang yang memiliki tugas memimpin orang lain baik
dalam kelompok, organisasi, dan juga masyarakat. Seseorang dikatakan sebagai
pemimpin apabila Dia memiliki seorang pengikut atau bawahan. Pengaruh seorang
pemimpin sangat besar bagi bawahannya seperti moral, kepuasan kerja, keyakinan,
serta kualitas kehidupan kerja .
Seorang Pemimpin juga harus memiliki kemampuan dan
keterampilan kepemimpinan yang merupakan faktor penting bagi seorang pemimpin
seperti keterampilan manajemen dan juga keterampilan teknis. Bertambah tinggi
kedudukan seorang pemimpin maka semakin tinggi pula citra yang di timbulkan
dalam suatu organisasi ataupun suatu kelompok, sebaliknya jika berkurangnya
citra seorang pemimpin maka semakin rendah pula citra dan pandangan masyarakat
luas terhadap organisasi ataupun kelompok tersebut. Kepemimpinan sendiri
memiliki arti berbeda dengan pemimpin yaitu kekuasaan penuh untuk mempengaruhi
seseorang.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa
kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan
sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan
latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat
penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses
pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat
dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk
mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor
pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar
mendengar. Mendengarkan berarti sabar,
membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya,
memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses
melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan
memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih
menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan
kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk
menciptakan ketakutan. Peningkatan diri
dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan
seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya
cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).
Kepemimpinan terbagi
atas beberapa tipe, adapun babarapa tipe kepemimpinan diantaranya adalah:
Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
- Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
- Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
- Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya
kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
- Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
- Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
- Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
- Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di
lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris.
Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang
ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang
dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan
masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat
mengembangkan sikap kebersamaan.
Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur
yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada
karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya
seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
Tipe Laissez
Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi
akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi,
sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh
masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
Kesimpulan
Beberapa
definisi kepemimpinan menggambarkan ‘asumsi’ bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang, baik individu maupun
kelompok. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana,
mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama. Karakteristik seorang
pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi
pada pelayanan dan membawa energi positif.
Tujuan manajemen dapat tercapai bila organisasi memiliki memiliki
pemimpin yang handal.
Kepemimpinan menghasilkan teladan,
dalam hal positif atau juga negatif. Karena
pemimpin itu diibaratkan icon yang menjadi tolak ukur sebuah organisasi yang
sedang dipegangnya. Semakin baik seorang pemimpin mengelola suatu organisasi,
maka organisasi tersebut pun akan berjalan semakin baik dan terorganisir. Seperti halnya
dalam keluarga. Seorang pria sebagai pemimpin keluarga setiap harinya akan mempertontonkan
suatu tindakan dan sikap yang kelak akan mempengaruhi keluarganya baik itu
sikap positif maupun negatif. Setiap perkataan, tindakan, cara berpikir, cara
menangani masalah seorang Ayah akan menjadi suatu tayangan “reality show”
tersendiri bagi keluarganya. Istri yang menjadi pasangan akan terus belajar
merespon apa yang diperbuat suami setiap harinya. Sementara anak-anak akan
terus belajar dari apa yang bisa ditangkap benak dan pancaindranya sejak ia
lahir hingga dewasa.
sumber 2
sumber 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar